(di kutip dari : “Para Kekasih Allah, oleh : Ummi Alhan Ramadhan Mazayasyah“)
Masih seputar kisah tentang Nabi Ibrahim a.s. Sebagai seorang khalilullah, Nabi Ibrahim a.s. memperoleh kasih sayang Allah yang sangat besar. Kasih sayang Nabi Ibrahim a.s kepada makhluk Allah pun sangat besar. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa nabi Ibrahim a.s hampir setiap hari menempuh perjalanan bermil-mil jauhnya hanya untuk mencari teman guna menikmati makanan yang diperolehnya.
Manakala ia berada dalam kondisi sangat takut kepada Allah, Malaikat Jibril datang menhiburnya dengan pesan khusus dari Allah. Begitu pula jika Nabi Ibrahim a.s melakukan kesalahan, maka Allah ‘Azza wa jalla dengan segera akan memberinya petunjuk dan mengampuni kesalahanya.
Biasanya, orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Ibrahim a.s datang berkunjung ke rumahnya untuk meminta berbagai nasihat. Suatu ketika, yang datang ke rumah Nabi Ibrahim a.s bukanlah seorang muslim, melainkan seorang penganut agama Majusyi.
Dari rumahnya yang jauh, lelaki Majusyi yang berusia sekitar tujun puluh tahun itu datang menemui Nabi Ibrahim a.s. Didepan rumah Nabi Ibrahim a.s, lelaki majusyi itu mengetuk pintu. Ketika Nabi Ibrahim a.s melihat siapa yang datang, ia langsung menanyakan kperluan orang itu hingga datang ke rumahnya.
Semula, Nabi Ibrahim a.s mengira orang itu ingin di islamkan sebagai pengikut Nabi Ibrahim a.s Akan tetapi, orang majusyi itu ternyata tidak bermaksud utnuk mngucapkan kalimat tauhid. Ia semata-mata hanya ingin bertamu ke rumah Nabi Ibrahim a.s. Mendengar niatnya yang ‘hanya’ ingin datang bertamu, maka Nabi Ibrahim a.s langsung menolak secara tegas seraya berkata: “Aku tak akan menjadikan engkau sebagai tamuku, kecuali engkau bersedia keluar dari agamamu dan meninggalkan ajaran majusyio itu.”
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s, orang itu menjadi sangat kecewa. Ia pun segera pulang kembali ke rumahnya. Pada saat itu, turunlah Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu dari Allah :
Masih seputar kisah tentang Nabi Ibrahim a.s. Sebagai seorang khalilullah, Nabi Ibrahim a.s. memperoleh kasih sayang Allah yang sangat besar. Kasih sayang Nabi Ibrahim a.s kepada makhluk Allah pun sangat besar. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa nabi Ibrahim a.s hampir setiap hari menempuh perjalanan bermil-mil jauhnya hanya untuk mencari teman guna menikmati makanan yang diperolehnya.
Manakala ia berada dalam kondisi sangat takut kepada Allah, Malaikat Jibril datang menhiburnya dengan pesan khusus dari Allah. Begitu pula jika Nabi Ibrahim a.s melakukan kesalahan, maka Allah ‘Azza wa jalla dengan segera akan memberinya petunjuk dan mengampuni kesalahanya.
Biasanya, orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Ibrahim a.s datang berkunjung ke rumahnya untuk meminta berbagai nasihat. Suatu ketika, yang datang ke rumah Nabi Ibrahim a.s bukanlah seorang muslim, melainkan seorang penganut agama Majusyi.
Dari rumahnya yang jauh, lelaki Majusyi yang berusia sekitar tujun puluh tahun itu datang menemui Nabi Ibrahim a.s. Didepan rumah Nabi Ibrahim a.s, lelaki majusyi itu mengetuk pintu. Ketika Nabi Ibrahim a.s melihat siapa yang datang, ia langsung menanyakan kperluan orang itu hingga datang ke rumahnya.
Semula, Nabi Ibrahim a.s mengira orang itu ingin di islamkan sebagai pengikut Nabi Ibrahim a.s Akan tetapi, orang majusyi itu ternyata tidak bermaksud utnuk mngucapkan kalimat tauhid. Ia semata-mata hanya ingin bertamu ke rumah Nabi Ibrahim a.s. Mendengar niatnya yang ‘hanya’ ingin datang bertamu, maka Nabi Ibrahim a.s langsung menolak secara tegas seraya berkata: “Aku tak akan menjadikan engkau sebagai tamuku, kecuali engkau bersedia keluar dari agamamu dan meninggalkan ajaran majusyio itu.”
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s, orang itu menjadi sangat kecewa. Ia pun segera pulang kembali ke rumahnya. Pada saat itu, turunlah Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu dari Allah :
“Hai Ibrahim, pakah engkau tak bersedia menjamin orang itu sebagai tamumu kecuali ia keluar dari agamanya? Apakah bahayanya bagimu jika engkau menjadikan ia sebagai tamumu hanya untuk satu malam saja? Padahal Kami telah memberinya makan dan minum selama tujuh puluh tahun, meskipun ia mengingkari Kami?”
Teguran dari Allah itu membmuat Nabi Ibrahim a.s merasa sangat menyesal. Pagi harinya, ia segera keluar rumah untuk mencari lelaki majusyi terebut. Sepanjang hari ia mencari dan menanyakan kepada orang-orang yang mungkin mengenali ciri-ciri wajahnya. Akhirnya, ia bertemu dengan orang yang mengenal siapa orang yang dicarinya itu. Setelah memperoleh kepastian tentang tempat tinggalnya, maka Nabi Ibrahim a.s segera berkunjung ke rumah lelaki Majusyi itu.
Kedatangan Nabi Ibrahim a.s membuat lelaki Majusyi itu merasa heran. Ia tak habis pikir. Baru semalam Nabi Ibrahim a.s menolak kunjungannya, tetapi kini justru Nabi Ibrahim a.s yang berkunjung ke rumahnya. Yang lebih mengherankan, Nabi Ibrahim meminta agar lelaki majusyi itu berkenan datang bertamu kembali ke rumahnya dan Nabi Ibrahim a.s berjanji, jika lelaki itu datang bertamu ke rumahnya, maka ia akan diperlakukan sebagai seoarang tamu.
“Sungguh engkau aneh sekali,” ujar lelaki Majusyi itu. “Baru tadi malam aku berkunjung di rumahmu, tetapi engkau tolak. Hari ini, justru engkau yang bersusah payah mencariku dan memintaku pula untuk sudi bertamu ke rumahmu. Ada apa sebetulnya, sehingga engkau berbuat demikian?” tanya lelaki itu kemudian.
Nabi Ibrahim a.s akhirnya menceritakan apa saja yang telah diwahyukan oleh Allah kepadanya. Ia mengatakan bahwa Allah, Tuhan dari segala Tuhan itu, telah menegurnya atas sikapnya yang menolak seorang tamu. Bahkan, Allah justru ‘membela’ lelaki Majusyi tersebut.
Lelaki itu termenung. Lama ia memikirkan apa yang baru saja didengarnya dari Nabi Ibrahim a.s. Hatinya bertanya-tanya tentang apa yang telah melatarbelakangi sehingga Tuhannya Ibrahim mau membela dirinya. Saat itu juga, sebuah hidayah menelusupi relung hatinya yang paling dalam. Cahaya kebenaran yang menerangi kegelapan jiwanya. Ia tersadar, bahwa sungguh Maha Kasih Sayang Tuhan yang disembah Nabi Ibrahim a.s.
“Apakah benar Tuhan segala Tuhan memperlakukanku seperti itu? Padahal, aku jelas-jelas telah mengingkarinya selama tujuh puluh tahun usiaku ini.” Tanyanya kepada Nabi Ibrahim a.s.
“Nabi Ibrahim a.s. mengiyakan. Ia mejelaskan bahwa rahmat dan kasih sayang Allah meliputi seluruh alam semesta dan segala makhluk yang ada di dalamnya. Lelaki itu pun tersungkur di hadapan Nabi Ibrahim a.s. Ia menangisi haru, seraya berkata :”Ulurkan tanganmu dan bai’atlah aku”.
Nabi Ibrahim a.s pun mengulurkan tanganya ke atas kepala lelaki itu. Segera diucapkanlah kalimat syahadat sebagai tanda ia telah keluar dari agama lamanya. “Aku bersaksi sesungguhnya tiaada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah.” ujarnya mantap.
subhanallahh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar