Setelah belajar mengenai DOS, pelajaran berikutnya yang saya ingat adalah bahasa Pemograman Pascal. Untuk yang belum mengetahui kita akan memulai dengan sejarahnya.
Sejarah Pascal
Berakar dari Bahasa Algol dan PL/1 pada tahun 60-an di benua Eropa, Pascal disusun oleh Prof.Niklaus Wirth pada tahun 70 dan dipublikasikan tahun 71, Diujicoba pada Komputer CDC 6000 Turbo Pascal bersifat Compiler dan termasuk bahasa tingkat tinggi
Sejarah singkat Pascal :
Sejarah singkat Pascal :
- pascal adalah bahasa pemograman tingkat tinggi karena pascal adalah bahasa pemograman yang terstruktur
- Nama pascal diambil dari nama seorang ahli matematika Blaise Pascal
- Pascal dirancang oleh Prof. Niklaus Wirthdari Switzerland
Blaise Pascal (1623-1662), seorang filsuf dan ahli matematika berkebangsaan Perancis, menemukan dan membuat mesin penjumlahan secara mekanis yang pertama.Sekarang penemuan Pascal ini dihormati dengan penamaan bahasa pemrograman komputer populer yang menggunakan namanya.
Pada tahun 1971, Profesor Niklaus Wirth dari Eidgenossische Technische Hochschul di Zurich, Swiss, memperkenalkan sebuah bahasa pemrograman computer yang baru. Bahasa pemrograman ini dinamakannya bahasa pascal, untuk menghormati Blaise Pascal. Penyusunan bahasa ini diilhami oleh bahasa-bahasa pemrograman yang dipergunakan saat itu, Yakni ALGOL 60 dan PL/1.
Tujuan Wirth menciptakan pemrograman yang baru ini sebetulnya untuk mengajarkan cara-cara membuat program yang terstruktur. Ternyata bahasa pascal segera menjadi popular dan banyak dipakai. Ini terbukti dari diakuinya Pascal sebagai salah satu bahasa pemrograman standard di UCSD (University of California, San Diego). Pada masa itu, Pascal hanya dapat dipergunakan pada komputer-komputer besar.
UCSD-lah yang mempelopori aplikasi Pascal pada berbagai jenis mesin computer, termasuk pada minicomputer dan mikrokomputer. Sejak saat itu berbagai jenis Pascal diperkenalkan. Berbagai jenis Pascal ini memiliki perbedaan dengan Pascal yang didefinisika oleh Profesor Kethleen Jensen dan Niklaus Wirth pada tahun 1974. Karena perlu adanya penyeragaman diusulkan standarisasi bahasa Pascal. Standard Eropa adalah ISO/DIS 7185, sedangkan standard Amerika adalah ANSI Pascal. Standard Pascal yang terakhir inilah (ANSI) yang sekarang banyak dipakai sebagai acuan untuk bahasa-bahasa Pascal yang baru.
Pada tahun 1971, Profesor Niklaus Wirth dari Eidgenossische Technische Hochschul di Zurich, Swiss, memperkenalkan sebuah bahasa pemrograman computer yang baru. Bahasa pemrograman ini dinamakannya bahasa pascal, untuk menghormati Blaise Pascal. Penyusunan bahasa ini diilhami oleh bahasa-bahasa pemrograman yang dipergunakan saat itu, Yakni ALGOL 60 dan PL/1.
Tujuan Wirth menciptakan pemrograman yang baru ini sebetulnya untuk mengajarkan cara-cara membuat program yang terstruktur. Ternyata bahasa pascal segera menjadi popular dan banyak dipakai. Ini terbukti dari diakuinya Pascal sebagai salah satu bahasa pemrograman standard di UCSD (University of California, San Diego). Pada masa itu, Pascal hanya dapat dipergunakan pada komputer-komputer besar.
UCSD-lah yang mempelopori aplikasi Pascal pada berbagai jenis mesin computer, termasuk pada minicomputer dan mikrokomputer. Sejak saat itu berbagai jenis Pascal diperkenalkan. Berbagai jenis Pascal ini memiliki perbedaan dengan Pascal yang didefinisika oleh Profesor Kethleen Jensen dan Niklaus Wirth pada tahun 1974. Karena perlu adanya penyeragaman diusulkan standarisasi bahasa Pascal. Standard Eropa adalah ISO/DIS 7185, sedangkan standard Amerika adalah ANSI Pascal. Standard Pascal yang terakhir inilah (ANSI) yang sekarang banyak dipakai sebagai acuan untuk bahasa-bahasa Pascal yang baru.
Pemrograman dan Bahasa Pemrograman
Pemrograman dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berorientasi prosedur (procedural oriented)
2. Berorientasi fungsi (functional oriented)
3. Berorientasi logik (logic oriented)
4. Berorientasi obyek (object oriented)
Masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Kadangkala dalam membangun suatu aplikasi dibutuhkan gabungan metode pemrograman tersebut. Misalnya dalam C++ dan Java (bahasa pemrograman berorientasi obyek), kita masih dapat menemukan tehnik-tehnik pemrograman berorientasi prosedur dalam setiap method/function member dalam obyek-obyeknya.
Suatu bahasa pemrograman pada asalnya hanya dapat digunakan dalam satu metode. Pascal mulanya untuk procedural-oriented, Lisp untuk functional-oriented, Smaltalk untuk object-oriented dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan tehnologi informasi dan komputer, puluhan bahkan ratusan bahasa pemrograman baru lahir. Masing-masing memiliki keunikan dan kelebihan spesifik. Ada yang khusus untuk jenis komputer tertentu, ada pula yang khusus untuk paradigma pemrograman tertentu.
1. Berorientasi prosedur (procedural oriented)
2. Berorientasi fungsi (functional oriented)
3. Berorientasi logik (logic oriented)
4. Berorientasi obyek (object oriented)
Masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Kadangkala dalam membangun suatu aplikasi dibutuhkan gabungan metode pemrograman tersebut. Misalnya dalam C++ dan Java (bahasa pemrograman berorientasi obyek), kita masih dapat menemukan tehnik-tehnik pemrograman berorientasi prosedur dalam setiap method/function member dalam obyek-obyeknya.
Suatu bahasa pemrograman pada asalnya hanya dapat digunakan dalam satu metode. Pascal mulanya untuk procedural-oriented, Lisp untuk functional-oriented, Smaltalk untuk object-oriented dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan tehnologi informasi dan komputer, puluhan bahkan ratusan bahasa pemrograman baru lahir. Masing-masing memiliki keunikan dan kelebihan spesifik. Ada yang khusus untuk jenis komputer tertentu, ada pula yang khusus untuk paradigma pemrograman tertentu.
Belajar Pemrograman
Lalu bagaimana seorang programer mulai belajar memprogram? Dalam menjawab pertanyaan ini kita sering terjebak dalam masalah pemilihan bahasa pemrograman pertama bagi pemula. Bahasa pemrograman apakah yang paling tepat diajarkan kepada seorang pemula, sehingga kelak ia dapat survive di antara sekian ratus bahasa pemrograman. Sampai saat ini pun perdebatan masih terus berlanjut untuk memilih bahasa pemrograman pertama yang paling tepat. Tidak dapat diragukan lagi bahwa bahasa pemrograman hampir sebanyak bahasa manusia, atau mungkin lebih banyak lagi.
Pemilihan bahasa pemrograman pertama merupakan masalah pelik. Sebab bahasa pemrograman pertama akan mempengaruhi cara berfikir programer di masa yang akan datang. Programer dengan bahasa pertamanya Pascal akan lebih mudah berpindah ke bahasa pemrograman yang memiliki paradigma sama, yaitu berorientasi prosedur seperti C, Modula, Oberon. Tetapi programer tersebut kesulitan untuk berpindah ke bahasa pemrograman dengan paradigma yang lain seperti CLOS dan Scheme, yaitu bahasa pemrograman keluarga Lisp. Selain daripada itu, setelah menentukan paradigmanya, masalah berikutnya yang muncul adalah memilih bahasa pemrograman yang paling dominan dalam paradigma tersebut. Misalnya, untuk paradigma berorientasi fungsi manakah yang paling tepat diajarkan kepada pemula, apakah CLOS atau Scheme atau EmacsLisp. Masalah kedua ini berkaitan dengan, kemudahan dalam belajar, dialek dalam keluarga bahasa pemrograman tersebut, atau bahkan kecenderungan pasar.
Pada umumnya, lembaga pendidikan memilih paradigma pemrograman berorientasi prosedur sebagai paradigma pertama siswa mereka. Bahasa yang digunakan umumnya Pascal atau C. Hal ini dikarenakan paradigma tersebut lebih sering dipakai di dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, disesuaikan dengan situasi dan kondisi diajarkan paradigma lain. Tetapi ada pula lembaga pendidikan yang memilih bahasa ML, bahasa dengan paradigma berorientasi fungsi, seperti MIT. Alasan MIT, karena sebagian mahasiswa sebelumnya telah memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam paradigma pemrograman berorientasi prosedur, demi alasan keadilan dipilihlah bahasa dan pemrograman yang asing untuk sebagian besar mahasiswa. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa memulai belajar pemrograman dari awal yang sama.
Yang perlu kita perhatikan adalah mengajar/belajar pemrograman tidaklah sama dengan belajar bahasa pemrograman. Agar kita tidak salah langkah dalam mengajar/belajar pemrograman, Derek Andrew [1, pp.255-276] memberikan rambu-rambu sebagai berikut:
Pemilihan bahasa pemrograman pertama merupakan masalah pelik. Sebab bahasa pemrograman pertama akan mempengaruhi cara berfikir programer di masa yang akan datang. Programer dengan bahasa pertamanya Pascal akan lebih mudah berpindah ke bahasa pemrograman yang memiliki paradigma sama, yaitu berorientasi prosedur seperti C, Modula, Oberon. Tetapi programer tersebut kesulitan untuk berpindah ke bahasa pemrograman dengan paradigma yang lain seperti CLOS dan Scheme, yaitu bahasa pemrograman keluarga Lisp. Selain daripada itu, setelah menentukan paradigmanya, masalah berikutnya yang muncul adalah memilih bahasa pemrograman yang paling dominan dalam paradigma tersebut. Misalnya, untuk paradigma berorientasi fungsi manakah yang paling tepat diajarkan kepada pemula, apakah CLOS atau Scheme atau EmacsLisp. Masalah kedua ini berkaitan dengan, kemudahan dalam belajar, dialek dalam keluarga bahasa pemrograman tersebut, atau bahkan kecenderungan pasar.
Pada umumnya, lembaga pendidikan memilih paradigma pemrograman berorientasi prosedur sebagai paradigma pertama siswa mereka. Bahasa yang digunakan umumnya Pascal atau C. Hal ini dikarenakan paradigma tersebut lebih sering dipakai di dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, disesuaikan dengan situasi dan kondisi diajarkan paradigma lain. Tetapi ada pula lembaga pendidikan yang memilih bahasa ML, bahasa dengan paradigma berorientasi fungsi, seperti MIT. Alasan MIT, karena sebagian mahasiswa sebelumnya telah memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam paradigma pemrograman berorientasi prosedur, demi alasan keadilan dipilihlah bahasa dan pemrograman yang asing untuk sebagian besar mahasiswa. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa memulai belajar pemrograman dari awal yang sama.
Yang perlu kita perhatikan adalah mengajar/belajar pemrograman tidaklah sama dengan belajar bahasa pemrograman. Agar kita tidak salah langkah dalam mengajar/belajar pemrograman, Derek Andrew [1, pp.255-276] memberikan rambu-rambu sebagai berikut:
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar bagaimana cara memprogram
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar bagaimana memecahkan masalah
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar bagaimana mendesain sistem
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar prinsip-prinsip bahasa pemrograman
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar teori semantik
- Kita tidak belajar atau mengajar bahasa pemrograman, tetapi belajar atau mengajar teori pemrograman
Bagi seorang pengajar point terpenting adalah point pertama: perlunya mengajari ahli komputer kita bagaimana cara memprogram. Asalkan suatu bahasa pemrograman itu cukup memadai bagi kita untuk belajar atau mengajar pemrograman, apapun bahasa pemrograman yang kita gunakan tidak menjadi masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar